Kamis, 09 November 2017

Pencarian Ikan Soro Sungai Cibala Desa Banjarsari

Desa Banjarsari yang termasuk wilayah Kecamatan Cidadap terdapat sungai besar yang disebut Sungai Cibala. Sungai ini berasal dari wilayah Cianjur yang kemudian bermuara dengan sungai besar lain yaitu sungai Cibuni. 
Sungai Cibala terdapat ikan endemik yang terkenal yaitu Ikan Soro (tor soro; kancra bodas; tambra; mahseer); untuk itulah kami bersama rekan memburu ikan target, yang konon katanya gampang-gampang susah dipancing. Petualangan kali ini adalah yang kedua kalinya ke sungai Cibala dengan lokasi yang sama, yaitu ke daerah Banjarsari, saya ditemani 5 (lima) orang teman pemancing  yang sudah cukup pengalaman memancing di sungai. (pengalaman mancing wader, jeler dan regis.... hahaha)
Tiba di Lokasi sungai Cibala Desa Banjarsari Kec. Cidadap

Spot mancing di atas Rakit warga sekitar

Sungai cibala Banjarsari
Lama perjalanan dari tempat kami berkisar 1 jam, kurang lebih 30 km jaraknya. Dengan berbekal umpan yang sudah kami sediakan seperti: Pua (Otet); Ulat Pisang, Ulat Belimbing, jangkrik, cacing, dan umpan racikan, kami semangat berangkat penuh percaya diri berburu ikan soro di sungai Cibala. 
Tiba di Sungai Cibala sekitar pukul 7.30 pagi, kami pun langsung mempersiapkan peralatan pancing, karena sudah tidak sabar pengen strike ikan tor soro. Kondisi air saat itu agak sedikit keruh, orang sana bilang "gojobor".
Ikan di sungai Cibala yang sering terpancing adalah ikan Regis (geng-gehek/ brek:jawa), beunteur (wader), jeler (uceng) dan juga ikan Soro tentunya.
Setelah kami sampai dan memancing, sambaran ikan lumayan banyak, tapi kebanyakan tidak nyangkut di kail, karena mungkin umpan dan kail terlalu besar dan ikan yang makan kebanyakan ikan regis yang masih baby (kecil). Tidak berapa lama, pancing teman kami Suyud yang menggunakan umpan ulat pisang berhasil strike ikan soro, sebesar ibu jari orang dewasa. Dengan girangnya... dia bilang "nih... ikan target...1 - 0...... hahaha..." tuturnya sambil tertawa. Dengan strike yang diawali Kang Suyud menambah semangat kami berburu ikan soro. Tapi sayangnya setelah itu tidak ada lagi diantara kami yang strike ikan soro. kebanyakan ikan regis saja yang terpancing.
Mungkin belum mujur bagi kami, karena ikan soro tidak mau makan waktu itu. Saya sendiri tidak mendapatkan strike ikan soro, cuma ikan regis masih baby yang nyangkut di kail, ikan regis yang terbesar sekitar 2 jari'an saja.
Ikan Soro Sungai Cibala
Matahari pun sudah semakin terik, kami berpindah lokasi mencari tempat yang teduh dan berpencar mencari spot masing-masing.
Lelah juga nih... ikan target belum berhasil landed, padahal hari sudah semakin sore, kebanyakan ikan regis lagi yang nyangkut, padahal kami sudah mengganti dengan umpan berbeda, dengan teknik tegek dan kumbul pun dicoba, tapi tetap saja tidak membuahkan hasil.
Akan tetapi teman kami Endo berhasil mengangkat ikan soro yang ukurannya sama persis dengan yang didapat Suyud. Padahal di minggu sebelumnya Endo berhasil mendapatkan ikan soro sebesar 3 jari orang dewasa. Umpan yang dimakan adalah umpan pua (poa / otet) sejenis laron tapi kecil.
Ikan Regis / Genggehek / Brek
Biarpun hasilnya tidak memuaskan, tetapi kami semua happy-happy saja, karena rasa penasaran tentang ikan soro telah terbayar, walaupun kecil dan tidak semua pemancing mendapatkannya. Bahkan kami semakin penasaran, dan berencana jika cuaca sudah tidak terlalu hujan, kami akan kembali lagi ke Sungai Cibala sambil berkemah, mencoba peruntungan mancing di malam hari berburu ikan Lubang (sidat) dan ikan Soro, yang kata orang di sana ikan soro yang besar mau makan kalau dipancing malam hari.
Itulah cerita singkat perjalanan kami berburu ikan Tor Soro/Mahseer/Tambra/Kelah di Sungai Cibala Desa Banjarsari Kec. Cidadap yang konon katanya ikan ini dulunya makanan para raja, karena saking enaknya.. HEhehehe... Penasaran juga nih kayak apa sih rasanya......

Rabu, 18 Oktober 2017

UMPAN IKAN SORO / MAHSEER / KANCRA



 
Ikan Soro (Foto: dari Facebook teman)
Nama lain ikan Soro adalah kancra (Sunda), tambra (Jawa), sapan (Kalimantan), ihan batak atau curong (bahasa Toba), mahseer atau kelah (Malaysia). Nama “semah” populer dipakai di Sumatra bagian tengah hingga ke selatan.



Berdasarkan pengalaman saya, memancing ikan soro susah juga, kalau melihat di Youtube banyak para pemancing ikan soro / mahseer menggunakan cara casting. Tetapi di daerah Jawa kebanyakan menggunakan umpan alam untuk memancing ikan tambra/kancra/soro ini. Sejauh ini memancing menggunakan teknik casting ikan soro di daerah saya sulit juga didapat. 

Menurut saya Ikan soro bukan merupakan predator murni seperti halnya Ikan Hampala (Hampal; sunda)  ikan soro memang jenis ikan omnivora, terkadang memakan serangga seperti jangkrik, belalang atau hewan lain seperti cacing, Ulat daun pisang, Keong Sawah, Cangkilung (ulat bambu). Tapi dia juga memakan buah-buahan dan umbi-umbian, seperti buah kelapa sawit, jagung, singkong bakar (bubuy sampeu; sunda) ada juga yang menggunakan umpan pelet dari jagung yang dihaluskan dicampur telor bebek. Di beberapa tempat mungkin berbeda selera makanan ikan ini, saya pernah mencoba umpan menggunakan buah kelapa sawit, tidak ada ikan yang mau makan.

Selasa, 17 Oktober 2017

MANCING IKAN SORO/KANCRA/MAHSEER DI KECAMATAN CIDADAP



Berpose: Di atas jembatan sungai Cibuni - Cidadap

Sungai Cibala dan Sungai Cibuni Kecamatan Cidadap  adalah sungai yang berada di Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sungai Cibala bermuara ke Sungai Cibuni di Kecamatan Cidadap Kabupaten Sukabumi dan berakhir  ke muara pantai selatan Samudra Indonesia. Secara geografis Sungai Cibala dan Cibuni merupakan sungai yang terdapat di Kabupaten Cianjur.
Itu sedikit ulasan tentang sungai Cibuni, dan sekarang kita bahas ikan soro sungai Cibuni Cidadap. 

Sungai Cibala - Kecamatan Cidadap
Minggu lalu saya bersama rekan berkaktivitas mancing seperti biasa di waktu libur. Target kami kali ini ingin memancing soro, yang konon ikan ini di negeri sebrang (di Malaysia) adalah makanan para raja, dikarenakan daging ikan ini memiliki rasa khusus yang enak dan gurih.  Di sungai cibuni cidadap sering sekali pemancing lokal di sana strike ikan soro berbagai ukuran.
Keberangkatan kami ke Kecamatan Cidadap Kabupaten Sukabumi adalah yang pertama kalinya. Sebetulnya Kami belum tahu pasti seperti apa medan yang akan kami lalui. Hanya bersumber data dari rekan yang kebetulan orang sana dan pencarian data di google maps untuk mencari lokasi jalan dan keberadaan sungai cibuni ini.
Di minggu ini (Oktober 2017) cuaca mulai masuk ke musim penghujan, karena termotivasi oleh penasaran ingin mendapatkan ikan soro kami pun semangat menjelajah ke sungai Cibuni Cidadap. Walaupun jalanan yang kami lalui sangat buruk kondisinya, jalan ke Kecamatan Cidadap sudah lama tidak diperbaiki, kondisi aspal jalan sudah tidak mulus lagi, bahkan hampir 90% jalan tidak beraspal hanya tinggal batu-batu besar saja. Banyak kubangan air di setiap jalan yang kami lalui. Tapi semua itu tidak menyurutkan niat kami. Waktu itu kami berangkat jam 6 pagi hari Minggu, perjalanan dari Lokasi kami kurang lebih 2 jam sampai tujuan (ke Cibuni Cidadap).
Alhamdulillah kami tiba dengan selamat sampai tempat tujuan, di sana rekan kami (Pak Yudiana - Guru SMPN 1 Cidadap) sudah menunggu. Beliau mengajak kami ke lokasi yang sering strike ikan soro oleh penduduk di perkampungan tersebut. Setiba di lokasi, secara kebetulan sudah ada pemancing lokal sedang memancing, dan dia sudah mendapatkan ikan soro berukuran ibu jari dengan menggunakan umpan cacing. Katanya anak ikan soro mudah dipancing menggunakan umpan cacing.
Kata orang sana mancing ikan soro lebih bagus di musim kemarau dimana kondisi air jernih. Di musim kemarau lalu pun, banyak ikan soro yang terpancing oleh orang daerah sini dan ukurannya besar-besar.

Umpan Pancing:
Umpan yang kami gunakan bermacam-macam, dengan bermodalkan referensi dari google, kami membawa umpan buah kelapa sawit, jangkrik, udang, belalang, cacing dan jagung. Sepertinya berbeda sungai, berbeda pula makanan ikan soro di sini. Kata orang setempat ikan soro di sini mau makan dengan umpan cacing, jangkrik dan kalau kemarau dengan ubi singkong yang dibakar (beuleum sampeu). Pantesan saja sudah beberapa menit berlalu, umpan pancing saya yang menggunakan buah sawit dan udang tidak ada yang makan. Saya menggunakan tiga joran, 2 joran yang ditegek dan 1 joran menggunakan kumbul. Sesekali saya kadang melakukan Casting dengan bulu ayam.
Ikan Soro yang masih baby, Sungai Cibala - Kec. Cidadap
Setelah hampir setengah jam joran tegek teman saya (Babeh Sai Sasmita) bergetar,.... strike....., dia mendapat sambaran, Babeh tarik joran sekuat tenaga....Kok, ikan tidak melakukan perlawanan?..... Yah... ternyata ikan soronya masih baby... kami tertawa bersama. Ikan soronya memakan umpan yang menggunakan cacing.

Kemudian Teman saya Pak Yudiana mendapat sambaran juga, dan .........strike.......... ikan pun mudah ditaklukkan tidak ada perlawanan... dikarenakan masih baby....
Ikan soro di Cibuni memang terbilang masih banyak, tetapi susah juga dipancing, terutama ikan yang berukuran jumbo. Mungkin kondisi air yang keruh pun berpengaruh, sehingga ikan kurang mau makan.

Teknik mancing dikumbul pun saya coba, dengan menggunakan umpan pelet racikan Babeh Sai. Umpan ini biasa saya gunakan untuk memancing ikan genggehek (ikan Regis – Cidadap) dan Beunteur di Sungai Cibening Kec. Purabaya. Dan hasilnya kami strike ikan regis yang masih baby. Sepertinya memang kondisi air yang keruh banyak ikan yang di pinggir terutama ikan yang kecil-kecil. Dengan teknik kumbul pun saya coba menggunakan umpan cacing, dan ikan soro baby mau makan umpan tersebut.
Ikan Lele Dumbo, Sungai Cibala - Kec. Cidadap

Waktu sudah hampir jam 12 siang, Pak Yudiana meminta izin tidak bisa menemani kami memancing, karena ada keperluan. Joran yang diberi umpan cacing ditegek dan dititipkan kepada saya, kalau-kalau umpannya ada yang nyambar. Setelah beberapa menit pak yudi pergi, jorannya terlihat mendapat sambaran, dan saya bergegas menarik jorannya... dan......strike.........wah, ternyata ikannya melakukan perlawanan..dalam hati berpikir...ini pasti ikan soro....sekilas terlihat badan ikan... loh..kok.. warna badannya gelap? Eh... ternyata ikan yang terpancing ikan Lele Dumbo sebesar tanganku... ya sebetulnya sedikit kecewa karena saya sangat mendambakan sekali strike ikan soro, tapi inilah mancing... keberuntungan, tidak selamanya memancing itu sesuai harapan.

Ikan Soro (Kancra, Mahseer) dengan Ikan Benteur (Wader)

Kesimpulan mancing soro di Sungai Cibuni – Sungai Cibala Cidadap:
  1.  Jalan menuju Kecamatan Cidadap RUSAK BERAT
  2. Memacancing ikan Soro, Kondisi Air sungai LEBIH BAIK saat Jernih (saat Kemarau) 
  3. Umpan yang digunakan saat keruh lebih baik menggunakan Cacing dan jangkrik, saat jernih menggunakan bakar singkong (beulem/bubuy sampeu) dan Pelet jagung.

Minggu, 19 Maret 2017

Kisah Honda CB100, Suzuki Smash, Honda Beat, Honda Tiger dan Yamaha NMAX


Si Black CB 100 - 1978, motor impian pertama sebagai teman setia nganter kerja. Dapet beli dari temen 1,6 jeti Tahun 2008

Si Black sebetulnya warna di STNK, Putih... jadi dikembalikan ke asal. si Roda dua ini ternyata banyak dilirik, hehe... walopun motornya jadul... tapi banyak juga ya yang suka... si CB ini akhirnya dipinang oleh orang jampang... dengan berat hati aku ceraikan... hehehe....di Tahun 2012


si Se-Mash akhirnya hadir menjadi tunggangan setia setelah kepergian si CB. karena aku ga bisa lama-lama tanpa teman bareng untuk kerja.

si Se-Mash akhirnya punya teman pendamping hidup (yang punyannya "menikah"..hehe), dia didampingi si BEAT yang sewaktu-waktu bergantian mengantar aku kerja.

ini dia si BEAT temennya si Smash.. si BEAT ini motor kepunyaan istriku..hehe. tapi, kalo sama istri kan ga canggung mau pinjem atau pake kemana pun.. serasa milik sendiri.... si BEAT banyak berjasa sekali, terutama membantu perjuangan pekerjaan ku hingga saat ini... semoga panjang umur ya BEAT..(yang punyanya juga) amin.......
ini nih...si Macan Kumbang (TIGER), motor impianku dari dulu. Tahun 2014 akhirnya aku ceraikan si SMASH karena dari dulu terpincut sama si Tiger, kalo liat orang-orang yang lagi touring pake tiger, suka nelan ludah sendiri... makanya si Tiger ini motor impianku.  apalagi mengingat trek ke pekerjaanku jalannya bergelombang rasanya enak bingit kalo pake motor gede. Umur si Tiger bersamaku juga tidak bertahan lama sekitar 1,5 tahun.. dia banyak sakit-sakitan... maklumlah motor second, minta diganti ini - itu. di awal tahun 2016 si Tiger pun diceraikan.... selanjutnya aku ditemani si BEAT saja berangkat kerja.
di pertengahan tahun 2016 hadirlah si NMAX untuk menemani si BEAT, dengan jumlah keluarga yang ada mendorong kami untuk punya motor yang lain... kalo perjalan pulang kampung dibutuhkan 2 kendaraan motor... jadi si NMAX adalah pilihan tepat.
Perjalanan si Roda Dua ini mungkin tidak ada manfaat apapun untuk yang membaca, tapi bagi kami adalah sejarah yang perlu dikenang....hehehe... wassalaam............(tho)